Pakar Hukum Islam UIN IB, Bahas Kreteria Pemimpin dalam Islam

(sumber: Olin/suarakampus.com)

Suarakampus.com- Kriteria pemimpin dalam pandangan Islam, dikenali dengan memiliki kriteria yang ideal. Kriteria tersebut disampaikan oleh Pakar Hukum Islam UIN IB, Ikhwan Matondang, Jumat (09/24)

Ikhwan mengatakan kriteria pemimpin ideal seperti para ulama dan pemikiran Islam. “Dapat kita contohkan Al-Farabi, Al-Ghazali dan Al-Marwadi M. Abdul Qadir Abu Fariz,” ucapnya saat di hubungi oleh tim suarakampus.com.

Ia menjelaskan beberapa rumusan penilaian yang harus dimiliki seorang pemimpin sesuai aturan Islam. “Terutama pemimpin tertinggi, harus berdasarkan tuntunan yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadis,”ucapnya. 

Kemudian, ia mengatakan beberapa rumusan pemimpin dalam Islam. “Dalam derajat persyaratannya, muslim yang memiliki kualitas iman yang baik, dan akhlaq yang terpuji,” ucapnya.

Ia menjelaskan kualitas akhlaq terpuji yang penting dimiliki pemimpin. “Yaitu jujur, adil, tidak cinta dunia, hidup sederhana, berjiwa besar, berani dan istiqomah dalam kebenaran,” ucapnya.

Ia pun menjelaskan sifat tercela yang seharusnya tidak ada dalam pemimpin. “Harus menghindari dusta, zalim, cinta dunia, picik, lemah, ambisius dan meminta jabatan,” ucapnya.

Lalu, ia menjelaskan rumusan pengukuran dalam sebuah pemimpin. “Kriteria ini dapat dinilai dari kemampuan melaksanakan perintah agama, menghindari dan tidak terbiasa melakukan dosa kecil maupun besar, menjaga harga diri dan bersikap baik dalam pergaulan,”ungkapnya.

Lanjutnya, ia menuturkan pemimpin penting memiliki kemampuan dan keterampilan. “Dibutuhkan dalam kepemimpinan, seperti visioner, ahli strategi, dan yang cerdas dalam politik, serta sehat dan kuat dalam melaksanakan amanah kepemimpinan yang sangat berat,” ucapnya.

Lanjutnya beliau mengungkapkan “tubuh yang sehat dan kuat sangat dalam melaksanakan amanah kepemimpinan yangnnsangat berat,” ucap beliau.

Ia mengatakan tujuan dari memenuhi kriteria sifat kepemimpinan tersebut agar terpilih pemimpin yang membawa kejayaan. “Diperlukan pemimpin yang baik supaya terhindar dari kehancuran,” tegasnya.

Ia berharap calon pemimpin tidak bersikap ambisius terhadap jabatan. “Sebab akan mendorong hal-hal yang tidak benar dan tidak pantas untuk mendapatkan jabatan,” ucapnya.

Ia menerangkan mengemban jabatan umpama meniti di tubir jalan yaitu sedikit salah langkah maka malapetaka akan datang. “Tidak sembarang orang berhak menduduki suatu jabatan serta mampu menjalankan fungsi kepemimpinan dengan baik,” tutupnya. (hkm)

Wartawan: Najwalin Syofura (Mg)

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

UIN IB Beri Perpanjangan Pembayaran UKT Semester Genap, Berikut Jadwalnya

Next Post

Perjalanan Isra Miraj, Bukan Hanya Perkara Solat, Tetapi Persoalan Menerima Kebenaran

Related Posts
Total
0
Share