Suarakampus.com- Pakar Psikologi UIN Imam Bonjol Padang, Subhan Ajrin Sudirman mengatakan kesepian dalam perspektif psikologi hanyalah sebuah perasaan yang di anggap sebagai penyakit, menular sekaligus bisa mematikan. Naluri dasar manusia adalah makhluk sosial yang secara fisik mungkin bisa hidup sendiri namun secara psikis tidak, seharusnya sebagai makhluk sosial manusia harus saling membantu dan terhubung.
“Kesepian dalam psikologi mengacu kepada ketidakmampuan untuk melakukan kontak serta komunikasi dengan orang lain yang berakibat timbulnya perasaan tidak nyaman, karena terisolasi secara sosial berdampak munculnya kesakitan secara emosional dan psikologis yang akhirnya bermuara pada munculnya gejala pada fisik atau dalam istilah psikologinya psikosomatis,” tuturnya saat diwawancarai wartawan suarakampus.com, Sabtu (06/03).
Lanjutnya, terkait dengan masa pandemi sekarang seluruh aktivitas masyarakat memang sangat dibatasi. “Aktivitas tersebut sangat berpotensi memunculkan perasaan kesepian, namun makin ke sini isolasi tersebut makin longgar, walaupun angka orang yang terinfeksi belum mengalami penurunan,” katanya.
Subhan juga menjelaskan cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kesepian adalah menjaga komunikasi dengan orang lain. “Tetap jaga komunikasi, sekarang jauh lebih mudah dilakukan karena teknologi video call pada sejumlah aplikasi chat bisa dilakukan setiap saat,” jelasnya.
Tetap menjaga komunikasi dan saling bertukar pesan serta menyapa secara virtual, diri kita akan merasa tetap terkoneksi dengan orang lain dan yang tidak kalah penting adalah mencoba untuk memahami emosi yang kita rasakan. “Pandemi ini bukanlah sebuah fenomena yang terus terjadi selamanya, tanamkan dalam pikiran bahwa situasi ini akan berakhir dan semua akan kembali normal,” jelasnya.
Kemudian Subhan menuturkan, jangan lupa pula untuk menjaga asupan gizi dan istirahat yang cukup untuk menjaga imun tubuh tetap stabil. “Kondisi tubuh yang prima bisa membantu kita untuk tetap berpikir positif, sehat secara fisik dan psikis,” pungkasnya. (gfr)
Wartawan: Dinni Jannatul Putri, Rinta Farianti