Suarakampus.com- Mongabay Indonesia adakan bincang alam mengenai arti keseimbangan hidup dengan alam dari masyarakat Aru. Acara ini diadakan via live Instagram, Kamis (01/02)
Camat Aru Utara Timur, Mika Ganoba menyampaikan bahwa Kepulauan Aru Provinsi Maluku terdiri dari beberapa desa. “Di antaranya ada 117 desa serta ada dua kelurahan di Kabupaten Aru,” ucapnya.
Ia mengatakan mata pencaharian di Aru rata-rata adalah seorang nelayan. ” Antara lain, nelayan tangkap dan nelayan budidaya,” tuturnya.
Selanjutnya ia menyampaikan bahwa kearifan lokal di Aru masih terjaga, tentu tidak lepas dari peranan masyarakat. Adanya Sasi, yaitu larangan mengambil hasil laut dalam waktu yang telah ditentukan untuk menjaga kelestarian lingkungan.
“Adapun, Filosofi Aru yaitu Sita Kaka Walike yaitu orang Aru itu satu, tidak melihat latar belakang karena kita semua bersaudara,” katanya.
Selanjutnya, Direktur Eksekutif Forest Watch Indonesia (FWI) Mufti Ode mengatakan keadaan hutan di Aru masih terjaga. “Hutan dan mangrovenya masih sangat bagus sehingga penting untuk dilestarikan,” ujarnya.
Lanjutnya ia mengatakan sebagian besar desa-desa di Aru ketika musim kemarau pasti akan mengalami kekeringan. “Dengan kesulitan air itu menyebabkan ikatan hutan dan laut masih sangat kuat,” tutupnya. (red)
Wartawan: Siti Afriani Pratiwi (Mg)