Suarakampus.com- Siapa yang tidak mengenal rendang, makanan khas Minangkabau yang sudah terkenal sampai ke mancanegara. Rendang merupakan olahan daging dengan santan dan dibumbui rempah-rempah yang kaya rasa.
Lahirnya rendang di ranah Minang berasal dari ide masyarakat yang berbaur dengan kondisi alam yang kaya akan Sumber Daya Alam, ditambah kreativitas masyarakatnya sendiri.
Rendang bisa dijumpai di rumah makan sederhana sampai restaurant bintang lima. Pada masyarakat Minangkabau rendang memiliki nilai tersendiri yang membangun edukasi mulai dari pembuatan rendang itu sendiri.
Berikut beberapa nilai dari rendang yang dikutip dari buku Randang Minangkabau Warisan Leluhur yang Mendunia karya Hariadi, dkk:
Nilai Budaya
Rendang sendiri lahir dari ide masyarakat dan memanfaatkan peralatan yang ada. Rendang bisa hadir dilidah pecinta kuliner karena proses olahan masyarakat yang tidak instant. Proses pengolahannya dimulai dari pengumpulan bahan, memasak dan cara menghidangkan semuanya mengandung nilai budaya dari masyakarat Minangkabau.
Nilai Adat
Di ranah Minang, menghadirkan rendang pada acara adat perhelatan sebagai bentuk penghormatan terhadap penghulu, niniak mamak, bahkan tamu yang datang ke rumah.
Adat penyajian rendang selalu dijaga masyarakat Minangkabau sampai sekarang, namum ada beberapa daerah yang tidak menggunakan tradisi tersebut dengan berbagai macam alasan seperti timbulnya budaya baru dan lainnya. Untuk itu kebanggaan penyajian rendang dalam upacara adat jangan sampai hilang, sebab itu adalah identitas tradisi orang Minang.
Nilai Kehalalan
Sedari dulu mayoritas masyarakat Minang terkenal sebagai penganut Agama Islam yang taat dengan agamanya, bahkan azas orang Minang adalah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.
Tanpa disadari olahan rendang dari bahan daging yang halal telah mencerminkan ketaatan orang Minang dalam mengkonsumsi makanan halal.
Nilai Ketelitian
Pembuatan rendang selain memerlukan waktu yang lama juga memerlukan ketelitian dalam memasaknya. Jika salah bumbu atau takarannya maka dijamin rasa rendang akan dipertanyakan, begitu juga saat membersihkan dagingnya agar bau amis tidak terlalu pekat.
Tak hanya bahan, alat yang digunakan juga diperhatikan agar hasil gurih dan enak. Dalam memasak masyarakat Minang biasanya menggunakan wajan besi ketimbang aluminun.
Nilai Kebersamaan
Masyarakat Minang biasa menyiapkan hidangan acara secara bersama-sama. Mulai dari membeli bahan, mempersiapkan bahan-bahan sampai menghidangkan ke tamu. Dari situlah obrolan antara sesama dimulai dan memperkuat silahturahmi.
Penulis: Ulfa Desnawati