Proses Membangun Mental untuk Meningkatkan ESQ

Suarakampus.com- Dewasa ini baik di dunia pendidikan dan dunia kerja diperlukan Emotional Quotient (EQ) atau kecerdasan emosi yang berkaitan dengan sikap, integritas, komitmen, visioner dan kemandirian seseorang dalam menjalani kehidupan. Bisa dikatakan EQ adalah bagaimana hubungan antara manusia dengan manusia karena inti dari kemampuan pribadi dan sosial seseorang adalah kecerdasan emosi yang dimilikinya. Sementara spiritual quotient adalah kecerdasan yang berkaitan dengan ibadah atau hubungan manusia dengan Tuhan.

Di samping itu ada intellegent quotient atau kecerdasan pikiran yang bertumpu pada otak yang akan berimbas pada pengetahuan seseorang untuk berpikir dan menyelesaikan masalah. Berdasarkan dari tiga pembagian kecerdasan itu dikenal model ESQ Way 165 sebagai mekanisme penggabungan tiga kecerdasan manusia dalam satu kesatuan yang integral dan transendental.

Meskipun EQ dan SQ memiliki muatan berbeda, namun keduanya penting untuk dapat bersinergi hingga tergagaslah Emotional Spiritual Quotient (ESQ). Untuk meningkatkan ESQ harus dimulai dengan membangun mental.

Berikut proses membangun mental untuk meningkatkan ESQ berdasarkan buku ESQ Jilid I karya Ary Ginanjar Agustian, mengaitkan setiap proses ini dengan rukun iman:

Star Principle (Prinsip Bintang)

Hal utama dalam prinsip ini adalah rukun iman pertama yakni “Iman Kepada Allah” dalam artian bertauhid. Ketika seseorang telah bertauhid secara benar maka setidaknya ada lima hal yang akan didapatkan yakni rasa aman, kepercayaan diri, integritas, kebijaksanaan, dan motivasi. Semua itu akan dilandasi iman yang dibangun atas prinsip hanya kepada Allah.
Dalam pengaplikasiannya bisa berupa bekerja karena Allah bukan untuk pamrih ada orang lain sehingga siap untuk menghadapi semua kemungkinan yang akan terjadi termasuk membangun motivasi dan kepercayaan diri.

Angel Principle (Prinsip Malaikat)

Malaikat merupakan contoh untuk integritas total yang menghasilkan kepercayaan yang luar biasa. Integritas dan loyalitas dari malaikat pencatat amal manusia, komitmen untuk menjalankan tugas yang diberikan Tuhan, kebiasaan memberi, menolong, dan saling percaya. Jadi yang dimaksud dengan prinsip malaikat adalah seorang dengan loyalitas tinggi, terpercaya, penolong, dan percaya setiap perbuatan diawasi.

Leadership Principle (Prinsip Kepemimpinan)

Setiap manusia harus menanamkan bahwa ia adalah pemimpin karena bagi tuhan tidak ada istilah orang kecil melainkan semuanya sama. Ketika hal ini telah ditanamkan maka mereka akan bertanggung jawab terhadap kepemimpinannya masing-masing. Sehingga akan membentuk manusia menjadi manusia yang dicintai, dipercaya, mampu membimbing, memiliki kepribadian, dan lainnya. Untuk menerapkannya berilah perhatian pada orang lain dengan tulus, dengarkan suara kati dan jadikanlah Rasulullah sebagai teladan.

Learning Principle (Prinsip Pembelajaran)

Sama seperti newton yang mempelajari apel jatuh, ada banyak pembelajaran yang bisa diambil dari alam semesta. Wahyu pertama yang diturunkan kepada Rasulullah adalah belajar (Iqra artinya bacalah). Dalam rukun iman hal ini berkaitan dengan iman kepada kitab dimana manusia diarahkan untuk membaca baik buku maupun situasi, diarahkan berpikir kritis, mengevaluasi, menyempurnakan hingga mendapatkan pedoman.

Vision Principle (Berorientasi Pada Masa Depan)

Proses ini orientasinya iman kepada hari kemudian. Mengingat bahwa setiap langkah itu selalu berorientasi pada tujuan akhir akan membuat setiap orang mengoptimalkan langkahnya. Ingat akan hari akhir membuat manusia mengendalikan diri dan yakin akan jaminan masa depan sehingga mampu mendapatkan ketenangan batiniah.
Dalam prinsip manusia diharapkan mendapat beberapa hal yakni orientasi tujuan, optimalisasi upaya, kendali diri dan sosial, jaminan masa depan, dan ketenangan batiniah.
Dalam penerapannya buatlah tujuan jangka pendek dan jangka panjang, tentukan prioritas dalam bergerak, dan lakukan evaluasi setiap di akhir kegiatan.

Well Organized Principle (Prinsip Keteraturan)

Poin terakhir ini juga berorientasi pada rukun iman ke enam yakni iman kepada takdir Allah. Hal ini akan membuat ketenangan dan penerimaan terhadap hasil setelah sekian banyak usaha yang dilakukan. Dengan ini manusia akan memahami arti penting sebuah proses dan menjaganya. Dalam prinsip ini akan dipahami kepastian hukum alam dan sosial, paham arti proses, dan mengerti pembentukan serta pemeliharaan sinergi.

Output dari penerapan enam prinsip ini akan berdampak pada peningkatan ESQ melalui mental building process. Melalui enam proses ini kita bisa paham dan menyadari bagaimana pemaknaan rukun iman bisa memperkaya kecerdasan emosi dan spiritual.

Penulis: Elfina

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Tiga Fakta Menarik Nagari Alahan Panjang

Next Post

Kepala Pemberitaan Korporat Tempo: Ruang Menulis Berita Naratif Terbuka Luas

Related Posts
Total
0
Share
410 Gone

410 Gone


openresty