Oleh: Nanang Sanjaya
(Mahasiswa Prodi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam)
.
Aku ini anak dari rumah yang patah
Tempat yang dulu hangat kini seperti bayang-bayang rapuh
Di mana suara tawa berubah sunyi
Dan cinta hanya sepenggal kisah yang tertinggal di ambang pintu
Aku melihat mereka saling berpaling
Seolah cinta hanyalah kata yang salah dilafalkan
Aku berdiri di tengah-tengah serpihan yang diam
Mengumpulkan kepingan yang tak bisa kusatukan
Aku ingin marah, menangis, atau berteriak
Namun suaraku lenyap dalam bising perpisahan
Tak ada yang mendengar suara kecilku
Di antara pecahan janji dan harapan yang hilang
Maka, aku belajar memeluk sunyi
Merelakan semua yang tak bisa kugenggam
Menatap retakan ini sebagai takdirku
Dan menerima nasib yang tak dapat kupilih
Jika rumahku tak lagi satu
Maka aku akan menjadi seluruh dunianya
Aku berdamai dengan luka
Dalam pasrah ku, ku letakkan harap pada sang pencipta