Suarakampus.com- Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) temukan mikroplastik dialiran sungai Batang Kuranji. Namun demikian, tim peneliti ESN dan Walhi Sumbar menanggapi secara biasa hal tersebut mengingat aliran sungai Batang Kuranji juga dijadikan warga Padang sebagai tempat membuang sampah di lokasi tersebut.
Selaku peneliti kualitas air Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton), Amiruddin Muttaqin menjumpai dalam air sungai Batang Kuranji terdapat sachet, tas kresek, sak atau glangsing dan beberapa plastik bening yang terjepit di bebatuan serta sebaran sampah plastik yang kemudian terfragmentasi menjadi serpihan mikroplastik.
“Kami mengambil sampel air di Batang Kuranji di jembatan By Pass menuju ke Solok, airnya memang bening tapi setelah diteliti kami menemukan kandungan mikroplastik di dalamnya,” ungkapnya, Rabu (11/05).
Lanjutnya, ia menyampaikan secara fisik bening kandungan klorin dalam air Batang Kuranji termasuk rendah yakni, 0,02 mg/L yang mana, hal itu masih dalam kondisi aman alias tidak tercemar. Kata Amiruddin, berbeda dengan Batang Arau yang kadar Klorinnya 0,15 mg/L.
“Baku Mutu Air sungai menurut PP 22/2021 mensyaratkan kadar klorin tidak boleh lebih dari 0.03 mg/L,” tambahnya.
Kemudian, Amiruddin menuturkan air sungai Batang Kuranji sangat penting bagi kota Padang karena sudah menjadi bahan baku PDAM namun, sayangnya sampah plastik yang tidak terkelola dengan baik menyebabkan adanya kontaminasi mikroplastik. “Hasil pantau cepat dengan mikroskop portable pembesaran hingga 100 kali ditemukan partikel mikroplastik jenis filamen, fiber dan fragmen,” jelasnya.
“Kandungan mikroplastik dalam air Batang Kuranji mencapai 144 partikel dalam 100 liter air yang terdiri dari filamen 125, fiber atau benang berwarna biru sebanyak 16 dan fragmen sebanyak 3 partikel,” sambung alumni teknik lingkungan UPN Jatim tersebut.
Menanggapi hal itu, koordinator riset Walhi Sumbar, Andre Bustamar mendesak Walikota Padang untuk membuat regulasi larangan penggunaan plastik sekali pakai di dalam sekitaran aliran sungai Batang Kuranji. “Pemkot Padang harus mengendalikan kontaminasi mikroplastik dalam air Batang Kuranji karena airnya digunakan sebagai bahan baku PDAM,” ucapnya.
Andre juga berharap kepada pemerintah setempat agar pengendalian sampah plastik yang masuk ke aliran sungai dapat diterapkan secara tegas serta filterisasi benda-benda lain dapat dibenahi. “Sampah plastik yang masuk ke sungai harus dikendalikan,” tutupnya. (hry)
Wartawan: Redaksi