Urgensi Pengawasan Remaja dalam Masa Pubertas

Oleh: Yossi Yusra

Mahasiswi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Imam Bonjol Padang

Suarakampus.com- Di era milenial ini berbagai macam kasus ditemukan yang rata- rata pelakunya adalah remaja. Di antara kasus yang sering saya dengar yaitu pergaulan bebas, perbuatan kriminal, balap liar bahkan terjerumus dalam ranah obat-obatan terlarang.

Miris memang, terlebih remaja bebas yang tinggal di daerah perkotaan. Meski banyak dilakukan pengawasan dari berbagai pihak terutama kepolisian dan penertiban oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Hal itu tidak cukup memberi efek jera terhadap perilaku mereka yang semakin hari kian memuncak.

Masa remaja kerap menjadi masa yang sulit dalam perkembangan anak, khususnya ketika anak sudah mulai menginginkan sedikit kebebasan akan tetapi kebebasan tersebut harus diberikan dengan pengawasan yang sepantasnya pula oleh orang tua. Pengawasan oleh orang tua diperlukan agar anak tidak berakhir dengan salah pergaulan dan membuat keputusan- keputusan yang salah.

Pola asuh orang tua juga berpengaruh pada kepribadian remaja. Sikap orang tua yang tidak memberi pola asuh positif akan berdampak terhadap perkembangan anak ketika remaja.

Pada pasal 26 ayat 1 tertera kewajiban orangtua dalam mengawasi anak yaitu:
(1) Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk:
a. Mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi Anak
b. Menumbuhkembangkan Anak sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya
c. Mencegah terjadinya perkawinan pada usia Anak
d. Memberikan pendidikan karakter penanaman nilai budi pekerti pada Anak

Banyak orang tua yang disalahkan dalam hal ini. Memang mendidik dan membentuk karakter anak itu tugas orang tua di rumah. Namun, Kehadiran teknologi canggih tidak dipungkiri juga berpengaruh bagi remaja, contohnya sosial media. Media dapat menjadi sumber informasi berguna bagi remaja, berhubungan dengan kebudayaan, politik dan kewaspadaan sosial pada remaja. Mereka juga dapat memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai lingkungan dan masyarakatnya.

Pengaruh negatif termasuk kekerasan, kebencian, bahasa vulgar dalam musik dan film, adegan seks eksplisit, stereotipe SARA serta gambaran yang tidak realistis mengenai kehidupan dan lain sebagainya akan dialami remaja apabila orang tua tidak memberikan pengawasan yang layak.

Melengkapi diri dengan ilmu dapat mengurangi perilaku tidak sehat bagi remaja. Lingkungan adalah kondisi terpenting jika berhubungan dengan pengaruh lingkungan dalam perkembangan remaja. Semakin berpendidikan seseorang, maka semakin baik pula lingkungan yang dapat ia berikan kepada keluarganya, termasuk kepada anak dan masa depan mereka. Hal demikian dapat mengurangi kesempatan anak yang beranjak remaja terjerumus kedalam perilaku yang beresiko.

Remaja rentan terpengaruh dalam hal negatif, karena pada saat itu ia dalam masa pubertas dan emosi yang sangat labil. Sehingga perlunya pengawasan ekstra dari orang tua dalam kesehariannya, serta sering memberikan bimbingan yang mudah dicerna oleh mereka.

Dilansir pada halaman www.halodoc.com, Dokter Verury Verona Handayani menjelaskan bahwa remaja akan mengalami perubahan hormon dan perkembangan fisik yang dapat membuatnya menjadi labil secara emosi. Beberapa perilaku kemarahan tersebut akan berhenti hingga dirinya menemukan penyebab kemarahannya yang akan meredakan emosinya sendiri. Semua remaja pasti akan masuk ke lingkungan sosial yang baru, terkadang proses tersebut terbilang sulit untuk dilalui.

Ditinjau pada halaman serupa, menurut Dokter Rizal Fadli menjalin kedekatan dengan anak remaja juga tak kalah penting. Anak yang sudah remaja juga biasanya akan mulai menjauh dari orangtuanya dan kurang tertarik untuk berbicara atau curhat kepada orangtuanya. Meski begitu, sangat penting bagi orangtua untuk sebisa mungkin tetap menjalin kedekatan dengan anak remaja mereka.

Memasuki masa remaja, anak-anak dan orangtua biasanya akan mulai menghabiskan lebih banyak waktu secara terpisah. Hal ini sebenarnya wajar karena anak remaja akan mulai mengeksplorasi hubungan dengan teman-teman dan orang lain di luar keluarganya. Namun, anak remaja masih tetap membutuhkan hubungan yang kuat dengan orangtuanya agar ia dapat merasa aman dan terjamin ketika ia menghadapi tantangan masa remaja nanti.

Beberapa langkah kecil mungkin bisa dilakukan untuk mengantisipasi para remaja agar tidak berbuat hal yang melanggar norma. Masyarakat dapat berpartisipasi dalam hal ini, jika menemukan perilaku remaja yang dinilai tidak pantas sebaiknya langsung diberi peringatan yang bersifat subjektif untuk meminimalisir terjadinya hal serupa.

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Jalan di Tempat, Mahasiswa Kritik Kiprah Lembaga Mahasiswa di Tengah Pandemi

Next Post

Menjadi Cantik Ala Muslimah

Related Posts
Total
0
Share
Checking your browser before accessing...