Suarakampus.com- Cabang perlombaan panjat tebing di Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) PTKIN se-Sumatra sempat diwarnai kericuhan. Kericuhan tersebut bermula ketika atlet panjat tebing dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci mengalami kendala teknis saat jalannya pertandingan.
Kejadian ini diawali ketika atlet IAIN Kerinci mengalami kendala saat menghentikan alat pengukur waktu ketika ia mencapai puncak. Hal itu lantas menyulut amarah suporter dari IAIN kerinci yang berbuntut cekcok dengan panitia.
Dari pantauan tim suarakampus.com, terlihat atlet panjat tebing IAIN Kerinci mengumpat panitia dengan mengeluarkan kata-kata kotor.
Manajemen official IAIN Kerinci Mulya, mengaku pihaknya merasa dirugikan atas permasalahan ini. “Peserta kami sudah susah-susah melakukan panjat tebing, namun harus didiskualifikasi di akhir pencapaiannya,” katanya.
Ia mengatakan, kesalahan dari pesertanya yang telah mengucapkan kata-kata yang tidak sewajarnya dipicu oleh kelalaian panitia. “Kami telah mengajarkan hal-hal yang baik pada mahasiswa, kalaupun ada kata-kata kotor tentu ada sebabnya,” kata dia kepada suarakampus.com
Ia menilai penyelenggaraan PKM yang digelar UIN imam Bonjol Padang tidak objektif. “Kami melihat beberapa kecurangan dalam penyelenggaraan pertandingan ini,” katanya.
Lanjutnya, penyelenggaraan lomba harus digelar secara netral dan tidak ada indikasi kecurangan. “Kita institusi Islam, dan diharapkan UIN IB dapat profesional dalam menyelenggarakan kegiatan ini,” harapnya.
Namun, menurut Presiden Juri Oktaveriandi, kesalahan justru datang dari atlet IAIN Kerinci yang tidak menekan tombol timer secara benar. “Dia tidak menekan tombol itu secara benar hingga dua kali dipencet waktunya masih tetap berjalan,” katanya.
Oktaveriandi mengatakan perkataan kotor yang diucapkan peserta merupakan hal yang tidak wajar. “Harusnya dia didiskualifikasi dan tidak diperbolehkan melanjutkan pertandingan, namun karena ini kompetisi mahasiswa, kami lebih berbesar hati dalam menyikapinya,” katanya.
Lanjutnya, pihaknya memutuskan bahwa peserta tersebut diizinkan untuk melanjutkan pertandingan dengan beberapa catatan. “Ia bisa mengikuti pertandingan besok asalkan memperbaiki akhlaknya,” katanya.
Ia berharap keputusan pantia tidak mengurangi sportifitas dalam melaksanakan pertandingan ke depannya. “Pertandingan tidak bisa dilanjutkan tanpa ada keputusan panitia, semoga keputusan ini dapat diterima dengan baik,” tutupnya.
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kelembagaan Ikhwan Matondang mengatakan, kesalahan teknis ini merupakan hal yang biasa terjadi dalam suatu pertandingan. “Permasalahannya cuma terletak pada saat menekan tombol, dan wajar jika mereka merasa dirugikan atas hal itu,” katanya.
Ikhwan menegaskan tidak ada unsur kecurangan karena panitia penyelenggara adalah Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Sumatera Barat. “Kita hanya melaksanakan kegiatan bukan penyelenggaranya,” ucapnya saat diwawancarai tim suarakampus.com.
Ia berharap agar PKM ini dapat terlaksana dengan lancar dan panitia dapat bersifat profesional. “Semoga kita dapat menyukseskan kegiatan ini,” harapnya.
Wartawan: Ulfa Desnawati