Sejarawan Indonesia, Gusti Asnan: Sejarah Islam di Minangkabau Menarik untuk Ditulis

Penjelasan materi oleh Guru besar Unand, Phil Gusti Asnan (sumber: Idhar/ suarakampus.com)

Suarakampus.comTingkatkan pemahaman mahasiswa dalam menulis sejarah Islam di Minangkabau Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Imam Bonjol Padang hadirkan Guru Besar Universitas Andalas, Gusti Asnan lewat Stadium Generale. Kegiatan ini digelar di Aula FAH Kampus III Sungai Bangek, Kamis (02/03).

Selaku Guru Besar Ilmu Sejarah, Gusti Asnan mengatakan sejarah Islam yang ada di Minangkabau merupakan sebuah topik yang menarik untuk ditulis dalam berbagai metode. “Baik ditulis dalam persepektif objek yang berbeda,” katanya.

Ia mengungkapkan peran tulisan pada zaman kontemporer saat sekarang ini berpengaruh besar di setiap bidang, baik dalam kancah nasional maupun internasional. “Tugas kita untuk melukiskan sejarah Minangkabau dalam sebuah tulisan,” tegas Guru Besar Unand tersebut.

Lanjutnya, sejarah Islam di Minangkabau merupakan hal yang menarik untuk dituangkan dalam sebuah tulisan apalagi dikaji secara historiografi. “Seperti buku Mahmud Yunus tentang sejarah Islam di Minangkabau (1971) atau tambo Tuanku Imam Bonjol,” terangnya.

Kendati demikian, Phil Gusti Asnan menyebutkan menulis sejarah Islam di Minangkabau tidak harus terpaku pada sejarah saja, namun dapat diambil dari persepektif biografi atau hubungan agama Islam dengan adat istiadat Minangkabau. “Seperti pembahasan harmonisasi Islam dengan adat,” tuturnya.

Katanya, pembahasan harmonisasi Islam dengan adat dekat kaitannya dengan istilah adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah. “Hal ini muncul pada era reformasi dan adanya kebebasan berekspresi,” jelas Phil Gusti Asnan.

Asnan mengelompokan penulis sejarah Minangkabau dalam dua kelompok, yaitu penulis amatir dan penulis profesional. “Dua kelompok ini dikenal dengan penulis urang awak,” pungkasnya.

Ia berharap semakin dengan berkembangnya zaman tulisan mengenai sejarah Islam di Minangkabau lebih dekat dengan harmonisasi Islam dengan adat. “Tonjolkan dalam tulisan tersebut kesinambungan Islam dengan adat di Minangkabau,” tutupnya. (wng)

Wartawan: Jaminalti Juli Putri (Mg) dan Lativa Husna (Mg)

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Perjuangan Hetti Waluati Meraih Gelar Guru Besar

Next Post

LPH UIN IB Adakan Orientasi PPH untuk Mahasiswa

Related Posts
Total
0
Share