Oleh: Aulia Nisa
(Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang)
Renungkanlah, betapa padat dan berdesakannya semua makhluk karena satu tempat. Tempat berkumpul seluruh penduduk tujuh lapis langit dan bumi termasuk para malaikat, jin, manusia, setan, binatang melata, binatang buas, hingga burung.
Matahari akan terbit diatas mereka dengan panas yang berlipat ganda. Matahari yang intensitas panasnya telah dinaikkan itu, didekatkan sejarak dua busur dari atas kepala mereka, tak ada naungan diatas bumi, kecuali naungan ‘Arsy Tuhan semesta alam, yang hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang telah mendekatkan diri kepada Tuhan. Ada manusia yang bisa berlindung dibawah ‘Arsy, dan ada pula yang terpanggang oleh teriakan matahari sehingga penderitaan dan kesedihan mereka bertambah seiring dengan semakin kuatnya intensitas cahaya matahari.
Kemudian mereka akan saling berimpit, didesak oleh kerumunan lautan manusia sehingga kaki mereka bersentakan. Ditambah oleh rasa malu maupun takut karena dihinakan dan diserahkan pada saat mereka akan dihadirkan dihadapan Allah Yang Maha kuasa, terik matahari dan panasnya napas mereka bergabung terbakarnya hati mereka oleh api malu dan takut.
Keringatnya pun mengalir deras dari setiap pangkal rambut hingga menggenangi Padang Mahsyar, lalu naik kebadan mereka sesuai dengan tingkatan mereka dihadapan Allah. Keringat menggenang mencapai lutut sebagian mencapai selangkangan, dan bagi sebagian lainnya mencapai lubang hidung.
Ibnu Umar berkata, “Rasulullah Saw bersabda dalam ayat, pada hari ketika manusia bangkit menuju Tuhan semesta Alam. Hingga salah seorang dari mereka akan tenggelam dalam keringatnya sendiri dan keringat itu mencapai sebatas pertengahan telinganya”.
Oleh karena itu, renungkanlah wahai manusia yang malang keringat penduduk Mashyar dan beratnya derita mereka tidak sebanding apa yang kita rasakan keringat kita ini sehingga penduduk Mashyar berteriak. “Tuhan Bebaskanlah aku dari penderitaan dan penantian ini, meski aku harus ke neraka,” semua ini terjadi walau mereka belum menjalani pemeriksaan ataupun hukuman. Sesungguhnya engkau termasuk salah satu diantara mereka dan engkau tidak mengetahui setinggi apa kelak keringat engkau.
Ketahuilah bahwa keringat yang belum pernah engkau cucurkan untuk berjuang dijalan Allah seperti melaksanakan ibadah haji, jihad, puasa, shalat dimalam hari, memenuhi kebutuhan seorang muslim dan menanggung akibat dari menegakkan amar makruf nahi mungka. Dialirkan keluar oleh rasa takut dan malu dipadang kiamat dan penderitaan anda semakin berkepanjangan sehingga manusia terbebas dari kebodohan dan ketertipuan, tentu dia akan menyadari bahwa peluh yang mengalir karena menanggung sulitnya melaksanakan kepatuhan kepada Allah jelas masih lebih ringan dan lebih singkat waktunya dibandingkan dengan berkeringat karena penderitaan dihari kiamat.
Padang, 11 Februari 2023