Krisis Iklim Menjadi Salah Satu Faktor Penyebab Banjir

Sosok Andi Rachmat dalam acara sharing session (Foto: Nada Andini/suarakampus.com)

Suarakampus.com- Banjir yang terjadi di tengah pandemi Covid-19 diakibatkan krisis iklim dan kebijakan pembangunan yang tidak tepat. Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Mahasiswa (Presma) Universitas Trisakti, Andi Rachmat pada acara Sharing Session Menuju Internasional Women’s Day 2021 secara virtual, Senin (22/02).

Andi mengatakan, skema dari krisis iklim tersebut menyebabkan bencana seperti banjir sehingga melahirkan kemiskinan. “Kemudian mengalami peperangan akibat krisis ekonomi dan krisis sumber daya, lalu hasil perang itu melahirkan pengungsi-pengungsi,” katanya.

Lanjutnya, untuk meminimalisir dampak banjir, harus ada political will dari pemerintah untuk melakukan perubahan secara sistematis bagi pelaku usaha. “Untuk menekan kenaikan suhu di angka 1,5 derajat celsius, krisis iklim dan banjir membutuhkan sebuah edukasi dan pemahaman secara jelas,” ungkapnya.

Kemudian, Andi menuturkan upaya penanggulangan bencana juga bisa dilakukan secara individu dan bukanlah hal yang buruk. “Seperti halnya Pemerintahan Daerah (Pemda) Bali telah menetapkan bahwa penggunaan plastik sebagai packaging dan sedotan sudah tidak diperbolehkan lagi,” terangnya.

Senada dengan itu, Pengacara Publik Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Jeanny Sirait mengatakan kasus seperti ini merupakan kasus yang terjadi di berbagai wilayah. “Hal ini sangat mungkin terjadi karena minimnya kesadaran masyarakat dan publik, serta pelaku usaha terhadap lingkungan,” jelasnya.

Lanjutnya, lingkungan sebenarnya memiliki hubungan satu dengan lainnya. “Misalkan udara kotor di Jakarta bukan hanya disebabkan oleh sampah, setelah diteliti lebih lanjut pabrik-pabrik di wilayah Cikarang sangat erat dampaknya,” tuturnya.

Jeanny juga menyampaikan pelaku pelanggaran terhadap lingkungan bisa bermacam-macam. “Negara juga terlibat karena ketidakadilannya dalam melindungi hak lingkungan, selain itu ada pelaku usaha dan masyarakat sipil lainnya,” tambahnya.

“Pembangunan yang tidak sesuai daya tampung kota juga berdampak akan terjadinya banjir di Jakarta,” tutupnya. (rta)

Wartawan: Nada Andini (Mg)

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

PPMI Mempertanyakan Solusi Kampus Terhadap Isu UKT

Next Post

4.341 Mahasiswa UIN IB Terima Diskon UKT, Dinilai Masih Belum Tepat Sasaran

Related Posts
Total
0
Share