Suarakampus.com- Autobiografi Guru Besar Fakultas Syariah Makmur Syarif, berjudul Intelektualitas dan Etos Religio-Sosial Anak Madrasah mengajak generasi muda untuk menuntut ilmu agama. Hal tersebut didasari lantaran pola pikir sebagian masyarakat masih menganggap masa depan santri yang tidak cerah.
Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah, Azyumardi Azra mengatakan perjalanan Makmur Syarif sewaktu madrasah menggambarkan intelektualitas madrasah di Minangkabau waktu itu. “Orang menganggap surau tidak akan memberikan kemajuan dan masa depan santri hanya untuk jadi Buya dan kiai,” katanya, Selasa (14/09).
Di tahun 1965, ia menuturkan keterpinggiran santri tidak hanya pada dunia intelektual, namun masuk pada sarana dan prasarana. Katanya berbeda pada saat ini, di mana telah muncul sekolah Islam favorit yang memberikan angin segar untuk kebangkitan madrasah ke depannya.”Sudah saatnya kita selaku orang terpelajar berperan dalam kemajuan madrasah ini,” tuturnya.
Sementara itu Guru Besar Universitas Negeri Padang, Sufyarma Marsidin memandang keberadaan Universitas Islam Negeri berperan penting dalam meningkatkan pengetahuan dan wawasan guru di madrasah. “Kita harus berjuang bersama untuk meningkatkan posisi madrasah saat ini,” ungkapnya.
Baca Juga: Gelar Kuliah Umum, UIN IB Bahas Pendidikan Anti Korupsi Bersama Deputi KPK
Dengan hadirnya Undang-Undang Pesantren No. 18 Tahun 2019, katanya telah memberikan peluang terhadap kemajuan madrasah. “Peluang ini harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kompetensi guru dan intelektual di madrasah,” tuturnya.
Ia berharap sosok Makmur Syarif dalam buku autobiografi seakan mampu menyelesaikan benang kusut antara pendidikan Islam dan umum selama ini. “Semoga dengan autobiografi ini dapat meningkatkan intelektual muslim,” harapnya. (ulf)
Wartawan: Firga Ries Afdalia