Oleh: Nadhira Syauqi
(Mahasiswi Pendidikan Bahasa Arab, UIN Imam Bonjol Padang)
Teh atau es teh adalah salah satu minuman favorit masyarakat Indonesia. Minuman ini juga menjadi salah satu menu yang hampir selalu ada saat berbuka puasa. Bahkan, es teh atau teh sering dikonsumsi bersama makanan berat, seperti nasi, sayur, dan lauk pauk. Terlebih lagi, beberapa orang memiliki kebiasaan mencampurkan nasi dengan teh. Sayangnya, kebiasaan ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan tubuh.
Gaya hidup sehat tidak hanya melibatkan olahraga dan konsumsi makanan bergizi, tetapi juga pemilihan minuman yang tepat. Minum es teh saat makan nasi mungkin terlihat sepele, tetapi kebiasaan ini dapat menghambat upaya menjaga kesehatan. Konsumsi es teh saat makan nasi atau sesudahnya, terutama pada sebagian orang, berpotensi menimbulkan masalah pencernaan. Hal ini bukanlah mitos semata, melainkan didukung oleh alasan-alasan ilmiah.
Kandungan Zat di dalam Teh
Dilansir dari radarmalioboro.com, teh mengandung tanin, yaitu senyawa yang dapat menghambat penyerapan zat besi dari makanan. Zat besi sangat penting untuk pembentukan sel darah merah dan distribusi oksigen ke seluruh tubuh. Jika penyerapan zat besi terganggu, tubuh akan kekurangan zat besi, yang pada akhirnya dapat menyebabkan anemia.
Menurut data dari hellosehat.com, kandungan kafein pada teh lebih rendah dibandingkan kopi. Kandungan kafein dalam teh juga bervariasi tergantung jenisnya. Secangkir teh hijau (24–45 mg) mengandung lebih sedikit kafein dibandingkan teh hitam (14–70 mg). Selain itu, teh hijau dikenal memiliki manfaat tambahan, seperti membantu menurunkan berat badan.
Namun, kandungan kafein dalam es teh dapat merangsang produksi asam lambung. Bagi penderita maag atau gangguan asam lambung lainnya, mengonsumsi es teh saat atau setelah makan dapat memperburuk kondisi. Selain itu, suhu dingin dari es teh dapat memperlambat proses pencernaan lemak. Lemak yang tidak tercerna dengan baik berisiko menumpuk dan memicu masalah kesehatan lainnya.
Meskipun es teh merupakan minuman yang menyegarkan, penting untuk memperhatikan waktu yang tepat dalam mengonsumsinya agar tidak mengganggu kesehatan pencernaan.
Alasan Mengapa Minum Teh Setelah Makan Perlu Dihindari
Dikutip dari halodoc.com, terdapat beberapa alasan mengapa minum teh saat atau setelah makan perlu dihindari, antara lain:
Menghambat Penyerapan Zat Besi pada Tubuh
Sudah banyak penelitian yang menganjurkan untuk tidak minum teh setelah makan. Salah satunya adalah penelitian yang dipublikasikan dalam Critical Reviews in Food Science and Nutrition berjudul Effect of Tea and Other Dietary Factors on Iron Absorption. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kandungan asam fitat dalam teh dapat mengganggu penyerapan zat gizi di dalam tubuh. Perlu diketahui, setelah makan, tubuh berfokus pada mencerna dan menyerap seluruh nutrisi dari makanan yang dikonsumsi.
Namun, interaksi antara asam fitat dalam teh dengan mineral seperti zat besi (Fe), seng (Zn), dan magnesium (Mg) dapat menghambat penyerapannya. Jika hal ini terus terjadi, seseorang berisiko mengalami anemia atau kekurangan zat besi. Oleh karena itu, alih-alih minum teh, para peneliti menyarankan untuk lebih banyak mengonsumsi air putih, termasuk setelah makan. Air putih terbukti membantu proses pencernaan makanan secara optimal.
Selain itu, karena sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air, memastikan kebutuhan cairan tubuh tetap terpenuhi sangatlah penting. Sebagai alternatif, jus buah yang mengandung vitamin C juga dapat dikonsumsi untuk membantu meningkatkan penyerapan zat besi. Namun, perlu diingat untuk memilih jus buah tanpa tambahan gula guna menghindari gangguan kesehatan, seperti gigi berlubang, peningkatan kadar gula darah, hingga risiko obesitas.
Memicu Terjadinya Konstipasi
Teh mengandung senyawa tanin yang memiliki sifat anti-diare. Karena kandungan ini, mengonsumsi teh setelah makan dikhawatirkan dapat memicu konstipasi atau diare, tergantung pada kondisi tubuh. Tanin bekerja dengan cara mengumpulkan protein di sekitarnya, yang dapat memengaruhi fungsi pencernaan.
Memicu Peningkatan Asam Lambung pada Perut
Mengonsumsi teh setelah makan diduga dapat merangsang produksi asam lambung secara berlebihan. Kelebihan asam lambung ini berpotensi memicu berbagai masalah pada saluran cerna, seperti gastritis dan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease).
Mengakibatkan Tubuh Kekurangan Cairan
Meskipun es teh terlihat menyegarkan, minuman ini dapat menyebabkan dehidrasi. Kafein dalam teh memiliki efek diuretik, yang meningkatkan produksi urine dan menyebabkan tubuh kehilangan cairan lebih banyak. Konsumsi es teh saat makan juga dapat membuat tenggorokan terasa cepat haus, dan dalam jangka panjang, hal ini dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh.
Meningkatkan Resiko Kerusakan Gigi
Es teh, terutama yang ditambahkan gula, berisiko merusak kesehatan gigi. Kandungan gula dalam es teh menjadi sumber makanan bagi bakteri di mulut, yang kemudian memproduksi asam dan merusak enamel gigi. Selain itu, konsumsi es teh dapat membuat sisa makanan lebih mudah menempel pada gigi, sehingga meningkatkan risiko pembentukan plak dan gigi berlubang. Untuk menjaga kesehatan gigi, lebih baik memilih air putih sebagai pendamping makan.
Waktu Terbaik Minum Teh
Mengonsumsi teh saat atau setelah makan tidak sepenuhnya dilarang, asalkan menu makanan yang dikonsumsi cukup bervariasi. Menu tersebut sebaiknya mencakup sumber nabati, hewani, serta vitamin C dari sayur dan buah-buahan.
Namun, untuk menghindari risiko timbulnya gangguan kesehatan, disarankan memberi jeda antara makan dan minum teh. Waktu terbaik untuk minum teh adalah sekitar 30 menit hingga dua jam setelah makan. Selain itu, jenis teh yang diminum juga sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan tubuh.
Minum teh hijau setelah makan dianggap aman karena kandungannya telah terbukti membantu melancarkan pencernaan tanpa memberikan dampak signifikan terhadap penyerapan nutrisi dari makanan.
Namun, penting untuk diingat bahwa efek minum teh setelah makan dapat berbeda pada setiap individu. Beberapa orang mungkin tidak merasakan efek negatif sama sekali, sementara yang lain dapat mengalami dampak lebih signifikan.
Oleh karena itu, penting untuk memahami kondisi tubuh sendiri. Jika ragu, berkonsultasi dengan profesional kesehatan dapat membantu menentukan apakah kebiasaan ini baik dilakukan atau sebaiknya dihindari.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, kebiasaan minum teh bersama nasi dapat diterima dalam banyak budaya. Namun, dari sudut pandang kesehatan, penting untuk mempertimbangkan waktu yang tepat untuk menikmati teh agar tidak mengganggu proses pencernaan atau penyerapan nutrisi.