Suarakampus.com– Zikri Khanafi paparkan tujuh tradisi Timur Tengah yang masuk daftar UNESCO. Hal ini disampaikannya dalam kegiatan Seminar Yaumul Arabic dan Festival Timur Tengah, Gedung J Academica Center dan Multipurpose, Kampus III. (15/12)
Alumni mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab (PBA) itu, menyebutkan di antara budaya Timur Tengah tersebut, Majelis merupakan salah satu area berkarpet tradisional dilengkapi bantal lantai. “Ruang itu, merupakan tempat komunitas duduk dan mewariskan lisan serta pengetahuan,” jelasnya.
“Ruang diskusi seperti ini merupakan bagian penting dari budaya Timur Tengah,” tambahnya.
Lanjutnya, budaya yang kedua yaitu tradisi kopi Turki, merupakan salah budaya yang selalu ada saat pertemuan besar dilakukan dan diwariskan kepada anggota keluarga. “Biasanya tradisi dilakukan saat upacara pernikahan, pertemuan sosial,” ungkapnya
Zikri mengatakan tradisi ketiga yang lekat dengan Timur Tengah adalah budi daya Mawar Damaskus. “Budi daya tanaman ini sering di jumpai pada daerah Suriah,” ujar Sekretaris Yayasan Pendidikan Gempita Sumatera Barat itu.
“Namun, budi daya tanaman yang menjadi sumber kebanggaan Suriah itu, sekarang hampir terancam akibat konflik berkepanjangan,” tuturnya.
Keempat, budaya Hikaye, katanya kegiatan tersebut merupakan tradisi narasi seperti dongeng yang diceritakan di rumah selama musim dingin atau pertemuan sosial yang menyatukan wanita dan anak-anak. “Tujuannya, untuk mewariskan dampak akibat pemindahan paksa penduduk dan membahas media sosial serta konflik yang berkelanjutan,” paparnya.
Kemudian, tradisi unik yang kelima adalah Tahtib Mesir, merupakan tradisi bela diri menggunakan tongkat. “Bela diri ini dilakukan oleh dua orang saling bertarung dengan tujuan memukul kepala lawan,” katanya.
“Tujuan bela diri Tahtib untuk menjaga nilai-nilai saling menghormati persahabatan, keseimbangan, dan kebanggaan,” sambung Zikri.
Selain itu, kata dia, budaya Timur Tengah yang keenam dicatat oleh UNESCO adalah Badui melantunkan puisi, sebagai bentuk ekspresi seni tertinggi. “Kata yang diucapkan menjadi metode utama mencatat kepercayaan serta filosofis,” ujarnya.
Ia menuturkan, tradisi ketujuh kostum pernikahan Aljazair, yang dihiasi sulaman rumit warisan leluhur Aljazair serta menggunakan perhiasan mewah. “Tradisi ini ditemukan pada pengantin Tlemcen di barat laut Aljazair,” pungkasnya.
Kendati demikian, ia menegaskan bahwa sebagai mahasiswa Bahasa Arab merupakan bagian penting agama Islam untuk memahami sejarah umat muslim. “Budaya adalah bagian dari sejarah,” ucapnya.
“Manfaatkan teknologi untuk belajar bahasa asing, apalagi kalau ingin melanjutkan pendidikan ke daerah Timur Tengah,” tutupnya. (wng)
Wartawan: Ramadhani (Mg) dan Siti Afriani Pratiwi (Mg)